Senin, 16 November 2009

"wo-o-kamu-ketauan" ku menangis darah

waktu itu saya merasa anjing peliharaan saya sudah enyah. Saya sedih. Saya menyesal karna saya lihat dia terakhir kali, ketika saya lambai tangan ke dia, kasih tanda saya mau pergi, sebelum saya tutup pintu. itu dia disana melihat saya, tumben dia diam.

malam itu, saya menangisi dia. kangen belai dia ketika saya hendak tidur. saya terus berurai airmata sampai kehabisan daya. saya tidur tak sengaja.

pagi esok. saya berkaca. bersiap mental untuk berpandangan dengan cermin. berharap mata saya gak bengkak bengkak amat.

saya berdiri di depan cermin. melotot. kaget. airmata yang kering karena terangin-angini di pipi berwarna cokelat seperti darah. kenapa mata? mata bilang, tidak tau. mata nyanyi, "wo-o kamu ketauan..."

saya tanya ibu, ibu juga bingung. iya ya, katanya. dituduhnya saya pakai eyeliner. duh, biung, eyeliner saya item dan kemarin nihil mendekor mata saya.

apa ya, itu? ibu dan saya tambah bingung. tapi coba tidak ambil pusing. meski saya penasaran apa yang mengalir kemarin malam.



OMONG-OMONG, anjing kesayangan saya yang paranoid terhadap petir itu, akhirnya tertemukan oleh kakak yang murni dikandung ibu saya, dari dalam kap mobil Xenia milik kakak saya yang lainnya.
Ampuun, anjingku... saya tidak pernah tau obsesimu menjadi ahli mesin. maafkan saya yang gagal merawatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar